Bombana – Tidak seperti biasanya, ada yang berbeda pada hari Rabu (22/11/2023) di Dusun Hukaea Laea, Desa Watu-watu, Kecamatan Lantari Jaya, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara.
Dusun dengan 110 kepala keluarga ini menggelar festival kampung adat Moronene, sekaligus pengukuhan dan pengakuan wilayah Hukaea Laea sebagai wilayah adat yang telah diperjuangkan sejak tahun 1995.
Dalam acara ini, tidak hanya penduduk lokal namun PJ Bupati Bombana Burhanuddin beserta jajarannya turut hadir memeriahkan festival kampung adat Moronene kali ini. Selain itu, juga turut hadir Kapolsek Lantari Jaya yang mewakili Kapolres Bombana dan Dandim 1431 Bombana.
Kemeriahan festival ini dimulai dengan tradisi Melawati untuk menyambut kedatangan PJ Bupati Bombana beserta rombongan.
Penyambutan ini meriah dengan penampilan anak-anak wilayah adat menunjukkan ketangkasan mereka bermain engrang (Sebuah permainan keseimbangan menggunakan tongkat dengan tinggi 2-3 meter).
Baca Juga: Bagi Beras di Latoma, Pj Bupati Konawe Singgung Netralitas Aparat Desa
Mansur Lababa sebagai kepala kampung adat juga menjelaskan bahwa acara dimulai dengan tradisi meminta izin kepada sang pencipta (Mooli Wonua) demi kelancaran acara tersebut. Setelah itu dilakuakan Montewehi Wonua, sebuah upacara mensucikan kampung Hukaea Laea agar terhindar dari petaka juga sebagai bentuk penghormatan pada sang pencipta.
Selain itu, PJ Bupati Bombana dalam sambutannya mengungkapkan rencana pengembangan kampung adat Hukaea Laea ini menjadi destinasi wisata adat Moronene di Kabupaten Bombana.
Beliau juga berpesan untuk mempertahankan budaya dan adat leluhur mereka.
“Kebudayaan Moronene adalah aset yang mesti dipertahankan dan dilestarikan”, ujar Burhanuddin.
Festival kampung adat Moronene Hukaea Laea ini sebagai salah satu upaya bersama untuk melestarikan tradisi dan budaya leluhur dalam masyarakat adat Sulawesi Tenggara.