Unaaha – Apa itu FCR (Feed Conversion Ratio)? Oleh pembudidaya ikan FCR adalah salah satu elemen penting dalam usaha budidaya selain sertifikasi benih ikan yang pernah dibahas pada artikel sebelumnya.
Karena kurangnya pemahaman tentang hal ini maka pembudidaya ikan terkadang salah dalam menghitung FCR dan akibatnya bisa menghabiskan modal hingga 80% lebih.
Tentu hal ini bisa menjadi sumber pengeluaran yang paling tidak efisien dan semestinya tidak terjadi apabila pembudidaya tahu apa itu FCR.
Untuk menghindari hal tersebut, kami akan menjelaskan apa itu FCR.
Apa itu FCR?
Pemahaman mengenai FCR pada budidaya ikan memiliki relevansi tinggi dengan hasil karena berkaitan langsung dengan efisiensi pakan.
Efisiensi pakan berperan dalam mengukur seberapa baik input, yakni pakan digunakan untuk menghasilkan output berupa berat daging ikan. Semakin rendah nilai efisiensi pakan maka semakin baik pula pakan yang diberikan.
Jadi FCR pada budidaya ikan adalah sebuah indikator yang menunjukkan rasio jumlah pakan diperlukan untuk menghasilkan 1 kg daging ikan.
Selain itu, FCR sering digunakan untuk mengevaluasi kualitas pakan terhadap pertumbuhan ikan. Dengan kata lain, pembudidaya perlu memberikan pakan sebanyak 1 kg untuk menghasilkan 1 kg daging ikan, namun tentunya dengan menggunakan formula khusus.
Formula FCR
Berikut formula FCR yang sering digunakan oleh pembudidaya ikan:
Formula FCR = Jumlah pakan (kg) / Berat total ikan saat panen (kg) – Total berat ikan pada awal tebar (kg).
Sebagai contoh, apabila jumlah pakan yang diberikan selama pemeliharaan mencapai 480 kg, dengan total berat ikan pada awal tebar 50 kg dan total berat ikan saat panen 450 kg, maka perhitungan FCR dapat dilakukan sebagai berikut:
FCR = 480 / (450 – 50) = 1,2
Artinya, setiap 1,2 kg pakan yang diberikan kepada ikan dapat menghasilkan 1 kg daging.
FCR yang rendah menunjukkan kualitas pakan yang baik, di mana ikan tidak memerlukan jumlah pakan yang besar untuk pertumbuhannya. Sebaliknya, FCR tinggi menandakan bahwa kualitas pakan rendah atau jumlah pakan yang diberikan tidak efektif untuk pertumbuhan berat badan ikan.
Untuk mencapai panen ikan nila yang memuaskan, pakan pelet dari pabrikan dengan kandungan protein 20-30% merupakan pilihan yang paling cocok. Hanya melalui pakan pabrikan, kualitas pakan yang sesuai untuk pembesaran ikan nila dapat terjamin.
Peran Efisiensi Pakan
Efisiensi pakan berkaitan dengan pertambahan berat, konsumsi pakan, dan konversi pakan. Biaya yang dikeluarkan selama budidaya juga sangat dipengaruhi oleh efisiensi pakan.
Jika efisiensi pakan kurang baik biaya pakan akan cenderung besar, padahal pakan merupakan komponen signifikan dalam usaha budidaya. Oleh karena itu, menjaga efisiensi pakan menjadi kunci dalam mengendalikan biaya produksi yang diperlukan.
Pentingnya efisiensi pakan juga tercermin dalam perhitungan jumlah pakan yang perlu diberikan setiap harinya, yaitu sebesar 3% dari bobot total ikan nila. Pembagian pakan dilakukan 2-3 kali sehari pada jam yang telah ditentukan.
Sampling bobot ikan setiap 2 minggu sekali menjadi metode efektif untuk menyesuaikan jumlah pakan dengan ukuran ikan, memastikan pertumbuhan ikan yang optimal.
Baca Juga: Nila Jadi Komoditas Utama di Kec. Puriala dalam Sektor Perikanan, Kok Bisa!