Konawe – Produktivitas perikanan melalui sektor budidaya ikan air tawar saat ini telah menjadi komoditas utama masyarakat di Kecamatan Puriala, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
Tidak hanya soal keuntungan yang ada keterkaitan dari hulu ke hilir dalam menggerakkan perekonomian masyarakat, namun budidaya ikan nila memliki peran penting dalam mendukung program ketahanan pangan nasional yang hampir ada di setiap desa.
Tentu jadi pertanyaan, mengapa budidaya ikan nila yang dipilih oleh masyarakat di Puriala? Kenapa bukan ikan lele? Atau jenis ikan lainnya yang dapat dibudidayakan.
Jika merujuk dari teknis pembudidayaan ikan, cara budidaya ikan nila cenderung sangat mudah untuk dikembangbiakkan sebab risiko kematiannya lebih kecil apabila dibandingkan jenis ikan lainnya.
Selain itu, teknis pengelolaan kolam budidaya nila tidak membutuhkan banyak pekerja, sehingga bisa dikerjakan secara mandiri oleh masyarakat. Dari segi pemasaran, ikan nila termasuk salah satu jenis ikan yang paling sering dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat Kabupaten Konawe.
Dengan teknis budidaya yang sangat mudah, serta pemasaran yang cukup luas membuat budidaya ikan nila sangat layak dilakukan. Baik itu dalam skala rumah tangga maupun skala besar. Makanya tidak heran kenapa masyarakat di Puriala lebih memilih budidaya ikan nila ketimbang jenis ikan lainnya.
“Saya tertarik budidaya nila itu karena praktis. Kemudian risikonya tidak terlalu besar, tidak menguras tenaga. Itu poin utama dari budidaya ikan disini. Ikan nila paling gampang untuk dibudidayakan karena resiko kematiannya kecil,” ujar Awaluddin dalam keteranganya, Sabtu (12/1/2024).
Menurut Awaluddin, budidaya ikan nila di Puriala adalah solusi investasi yang sangat baik. Selain kondisi air yang mengalir dan melimpah, budidaya ikan nila paling cocok sesuai dengan iklim serta kondisi tanah di Puriala.
Salah satu point utama budidaya ikan dapat memperoleh keuntungan besar adalah dengan tersedianya pakan alternatif yang murah, bahkan mungkin gratis namun tetap kaya protein untuk membuat ikan cepat tumbuh lebih besar.
Ikan nila memang membutuhkan pakan yang tidak sedikit dan harus sesuai dengan FCR. Namun, jika dilihat dari karakteristiknya, ikan nila yang bersifat omnivora bisa lebih bervariasi dalam pemilihan pakan sebab ikan ini bisa juga memakan protein nabati.
Pakan alternatif ikan nila bisa diperoleh dari sisa sayur, daun pepaya, daun ubi, daun keladi, ampas tahu, dll. Semua itu sangat mudah ditemukan disekitar kita, mengingat pakan nabati banyak tumbuh disekitar kolam dan juga telah menjadi tanaman masyarakat.
Faktor lain yang membuat masyarakat di Puriala memilih ikan nila menjadi komoditas adalah ikan kerap mengalami stres karena suhu air kolam yang tidak tepat. Stres pada ikan bisa mengakibatkan hilangnya nafsu makan, bahkan mati. Apabila dibandingkan dengan jenis ikan lain ketika membahas tentang tingkat stres, ikan lele dan ikan mas lebih mudah stres dari pada ikan nila.
Selain stres pada ikan, ada lagi sifat yang merugikan yaitu sifat kanibalisme. Dalam hal ini, ikan nila punya keunggulan karena dikenal sebagai ikan anti stres. Sifat kanibalisme ini sangat merugikan pembudidaya karena kanibalisme akan mengurangi jumlah ikan di kolam.
Catatan: Kanibalisme yang dimaksud adalah jenis ikan pemangsa yang dapat memangsa dengan ikan jenis yang sama.
Bagian terpenting yang menjadi persoalan para pembudidaya saat ini adalah masalah pemasaran ikan. Bagaimana hasil produksi ikan mereka bisa diterima oleh masyarakat luas. Walaupun pemasaran ditentukan oleh keuletan pembudidaya masing-masing dan faktor rejeki, setiap jenis ikan juga akan memiliki pasar tersendiri.
Baca Juga: Sertifikasi Benih Ikan Adalah Kunci Sukses Budidaya Ikan!