Unaaha – Sebagai nasabah Bank yang kerap melakukan transaksi online, pemahaman yang baik tentang perbedaan antara bukti transfer asli dan palsu sangat penting. Hal ini tidak lepas dari maraknya kasus penipuan di era teknologi seperti yang sering diberitakan akhir-akhir ini.
Salah satu bentuk penipuan yang kerap terjadi ditengah tengah masyarakat adalah penggunaan bukti transfer palsu. Modus operandi penipuan ini bervariasi, mulai dari pembuatan struk pengiriman palsu kepada penjual hingga upaya menipu dengan pura-pura mengirim dana dan meminta penerima untuk mengembalikan sejumlah uang.
Dampak dari kasus penipuan ini tentu sangat merugikan, terutama jika nilai transaksi cukup besar. Oleh karena itu, sebagai pengguna yang kerap melakukan transaksi online sangat penting untuk segera tahu cara mengidentifikasi perbedaan antara bukti transfer asli dan palsu.
Perbedaan Bukti Transfer Asli dan Palsu
Pembayaran non-tunai menjadi pilihan banyak orang saat transaksi karena dianggap lebih praktis dan cepat, terutama untuk transaksi dalam jumlah besar. Sayangnya, ada pihak tertentu ingin mengambil keuntungan dengan menciptakan bukti transfer palsu yang tentu akan merugikan pihak pengguna.
Pertanyaannya, apakah saat ini kamu sudah tahu cara membedakan bukti transfer asli dan palsu? Jika belum, sebaiknya pelajari hal ini sesegera mungkin untuk menghindari jadi korban kejahatan berikutnya yang kerap dilakukan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab.
Oleh sebab itu, penting bagi kamu untuk mengetahui perbedaan antara struk bukti transfer asli dan palsu.
Baca Juga: Apa itu Safety Mode BRImo? Ini Arti dan Cara Nonaktifkan Fiturnya
Berikut cara membedakan bukti transfer asli dan palsu:
1. Tata Letak
2. Ukuran Tulisan
3. Jenis Font
4. Tanggal dan Jam
5. Nomor Rekening
1. Tata Letak
Perbedaan yang paling mencolok pertama kali adalah tata letak tulisan pada struk. Mesin ATM mengatur ukuran kertas sesuai dengan jumlah karakter tulisan yang dicetak.
Bukti transfer asli cenderung memiliki tata letak yang rapi dan sesuai dengan jumlah karakter. Sementara bukti transfer palsu biasanya tidak teratur.
2. Ukuran Tulisan
Selain tata letak, ukuran tulisan juga dapat menjadi petunjuk. Jika ukuran tulisan bervariasi atau terlihat aneh, struk tersebut kemungkinan besar palsu karena mesin ATM biasanya mencetak dengan ukuran yang konsisten.
Jangan terlalu mudah percaya, terutama jika tulisan terlihat seperti tulisan tangan.
3. Jenis Font
Para penipu seringkali mengganti nominal dan tanggal pada struk untuk menyesuaikan dengan kebutuhan mereka.
Perbedaan terletak pada jenis font, di mana struk palsu mungkin menggunakan font yang berbeda. Perhatikan tanggal dan nominal, jika font-nya tidak konsisten maka struk tersebut patut untuk kamu curigai.
4. Tanggal dan Jam
Perhatikan dengan cermat tanggal dan jam pengiriman pada bukti transfer.
Penipu mungkin kurang teliti dan mengirimkannya dengan tanggal dan jam yang tidak sesuai. Kamu perlu waspada terhadap hal ini, terutama karena melibatkan uang.
5. Nomor Rekening
Pada struk ATM asli, nomor rekening pengirim biasanya dicetak secara lengkap. Struk palsu mungkin menampilkan nomor rekening yang tidak lengkap atau kurang jelas.
Jika nomor rekening terlihat tidak lengkap, sebaiknya kamu tidak langsung percaya begitu saja.
Kesimpulan
Setelah memahami perbedaan antara bukti transfer asli dan palsu, langkah selanjutnya adalah menerapkan beberapa hal berikut ini agar terhindar dari kejahatan pemalsuan struk pengiriman palsu.
Jangan terlalu mudah percaya dengan bukti yang diterima tanpa melakukan pengecekan lebih lanjut. Jika struk terlihat mencurigakan, segera waspada dan lakukan pengecekan terlebih dahulu.
Setelah menerima bukti transfer, pastikan untuk mengecek mutasi di rekening kamu. Apakah dana yang dikirimkan sudah masuk atau belum? Jika tidak ada perubahan, berhati-hatilah dan konfirmasikan kepada pengirim bahwa dana belum diterima.
Dengan memahami perbedaan antara bukti transfer asli dan palsu serta menerapkan langkah-langkah pencegahan, kamu dapat mengurangi risiko menjadi korban kejahatan pemalsuan struk pengiriman. Keamanan transaksi keuangan pun menjadi lebih terjamin.